Senin, 02 Maret 2015

2 Maret 2015

Senin, 02 Maret 2015 , 08:18:00
Salah Satu Calon Boikot Pemilihan Ketum KNPI
PEMILIHAN Ketua Umum DPP KNPI telah berlangsung di Papua dan berlangsung seru. Rifai Darus terpilih menjadi  Ketua Umum yang baru untuk periode 2015-2018. Dalam ajang pemilihan itu, Rifai harus bersusah payah mengalahkan politisi Nasdem Ahmad Sahroni melalui dua putaran.
Sejatinya pertarungan pemilihan Ketum KNPI itu diikuti beberapa kandidat. Di antaranya Ahmad Sahroni, Rifai Darus, Arnold Udam, Abhiram S. Yadav, Bintang Prabowo, Arip Mustafa, M. Guntur, dan Maruli Silaban. Namun, Abhiram merupakan satu-satunya kandidat yang tidak hadir pada saat pemilihan berlangsung.
Saat di konfirmasi Abhiram mengatakan memboikot pemilihan karena tidak sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Dimana UU itu mengatur tentang usia pemuda maksimal 30 tahun. Nah, ternyata di antara para calon itu hanya dua kandidat yang memenuhi persyaratan sesuai undang-undang. Yaitu Bintang Prabowo dan Abhiram S. Yadav. Sedangkan Kandidat lain berusia rata-rata 36-38 tahun.
“Kita kaum muda seharusnya mematuhi aturan resmi negara yang berlaku agar kita tidak dianggap makar. Sayang sekali uang negara lebih dari Rp 15 miliar telah terpakai untuk ajang kongres yang melahirkan produk yang mana peruntukannya tidak tepat sasaran. Sangat disesali pemuda tidak mau menghargai aturan Undang-undang,” ujar Abhiram yang pernah menjabat sebagai Vice Presiden Pemuda ASEAN.
Menurutnya, tidak akan ada manfaatnya apabila dirinya memimpin suatu organisasi yang tidak patuh terhadap aturan Undang-undang. “Ini bukan masalah siapa yang memenangkan tapi bagaimana kita menyelamatkan organisasi KNPI yang kita cintai ini.” singkat Abhiram yang sudah 8 tahun lebih berkiprah di dunia kepemudaan.
Abhiram yang semula diprediksikan sebagai salah satu calon terkuat sebelum kongres dimulai, mengutarakan kekecewaannya. Dirinya hanya berharap KNPI ke depan bisa lebih memberikan arti bagi kepemudaan.
“Apapun hasilnya Bung Rifai sudah terpilih, saya ucapkan selamat kepada Ketum yang baru. Semoga KNPI diselamatkan dan segera dijadikan Ormas yang bernaung dibawah Depdagri agar tidak lagi bertolakbelakang dengan Undang-undang yang ada. Pemuda adalah masa depan bangsa dan wajib taat kepada hukum yang berlaku,” ujarnya. (mas/jpnn)
SOURCE, http://www.jpnn.com/read/2015/03/02/290007/Salah-Satu-Calon-Boikot-Pemilihan-Ketum-KNPI

Senin, 02 Maret 2015 14:17 WIB
Kongres KNPI XIV Dinilai Kurang Memuaskan
Jakarta, HanTer - Hasil Keputusan Kongres KNPI XIV menyangkut pemilihan bakal calon ketua umum KNPI di Papua sungguh terlihat adanya suatu kehendak yang terorganisir dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa bakal calon ketua umum yang ada telah bersama-sama memperlihatkan kesepakatan mereka untuk mendukung dan memilih Rivai Darus sebagai Calon Ketum DPP KNPI yang akan di jadikan sebagai Ketua umum KNPI.
Hal itu disampaikan oleh DR.IR.M. Subur Sembiring sebagai Wakil Sekretaris Majlis Pemuda Indonesia KNPI demisioner di Jakarta ketika baru tiba di Cengkareng tadi malam.
Subur juga menjelaskan bahwa Secara Umum Gambaran tentang Proses Pemilihan Ketua Umum KNPI di Papua Patut dianalisa dan perlu diselidiki secara kongkrit dan mendalam oleh Tim khusus yang ditugaskan untuk itu. Tentunya Tim Investigasi ini harus di isi oleh Orang orang yang netral.
"Mencari informasi yang jelas tentang peristiwa Matinya Lampu secara tiba tiba pada saat Penghitungan Suara Kandidat dan Mati Lampu itu berlangsung kurang lebih 1 menit. Ini waktu yang cukup lama," katanya di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Tidak adanya kesiapan mesin genset untuk segera secara otomatis lampu kemudian hidup. Menurutnya apa gunanya Anggaran APBD Papua yang tersedot Rp 15 miliar itu tapi tidak bisa menyiapkan mesin genset di tempat acara.
Kejanggalan ini menjadikan issu yang tidak enak di dengar kabar miring yang menyatakan selama lampu mati ada kekhawatiran terjadi pertukaran kertas suara tersisa dengan kertas suara yang telah di siapkan untuk kemenangan Rivai Darus.
"Untuk itulah perlu dibentuk Tim investigasi agar semua itu bisa clear. Apakah mati lampu itu disengaja atau bagaimana? Kalau di sengaja berarti ada titik awal bisa terindikasi ada rencana jahat yg terorganisir untuk memenangkan salah satu calon," ujarnya.
Dia juga menilai perlunya menyelidiki tentang banyak timbulnya keresahan sebagian peserta kongres KNPI di Papua yang merasa tidak nyaman baik di dalam penginapannya dan ketentraman peserta.
"Saya banyak mendapat laporan bahwa mereka merasa diperlakukan tidak nyaman oleh panitia daerah, yang paling banyak menyangkut soal kepastian keberangkatan kepulangan yang bingung tidak tahu kapan pulang dan tidak ada nya nama peserta tersebut yang hendak pulang. Belum lagi mereka diancam tidak bisa pulang kalau banyak bertanya," ungkapnya.
Selain itu, menyelidiki secara kongkrit tentang Penggunaan Anggaran APBD 15 milyar itu, apakah sudah sesuai dengan Pengeluaran yang ada. Menurutnya Dana Rp 15 Milyar itu cukup besar, apalagi ada tambahan sumbangan dari pihak sponsor.
"Ini perlu ditelusuri secara dalam karena Anggaran Rp 15 Milyar itu murni dikelola oleh panitia daerah dan tidak pernah Pihak DPP KNPI apalagi MPI menerima sepeserpun uang tersebut untuk kegiatan DPP KNPI dan MPI DPP KNPI," imbuhnya.
"Perlu diselidiki apakah Sumbangan Sponsor yang lain itu hanya sebegitu jumlahnya, ada info yang di beredar dilapangan bahwa bantuan sponsor di luar APBD jumlahnya Fantastic dan digunakan untuk kesuksesan  salah satu calon ketua umum," cetusnya.
Subur menutup keterangan bahwa secara umum pelaksanaan kongres KNPI di Papua kurang memuaskan, banyak peserta yg merasa tidak nyaman, pelayanan kurang baik, komunikasi ke panitia daerah sulit.
(Anu)
SOURCE, http://harianterbit.com/2015/read/2015/03/02/20933/25/25/Kongres-KNPI-XIV-Dinilai-Kurang-Memuaskan

Pemukul Presidium Kongres KNPI Alami Gangguan Jiwa
Senin, 02 Maret 2015,
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kongres XIV KNPI di Jayapura, akhir pekan kemarin diwarnai pemukulan terhadap pimpinan presidium, Ahmad Suhawi Nunik. Tri Desviadi Wiratma ditetapkan sebagai pelaku pemukulan. Kendati demikian, Desviadi ternyata dinyatakan mengalami gangguan jiwa.
Keterangan gangguan jiwa diungkap usai pelaku diperiksa tim psikiater Rumah Sakit Jiwa Abepura. Kabid Dokkes Polda Papua, Kombes Pol dr Raymond mengakui, yang bersangkutan sudah diperiksa secara intensif.
"Yang bersangkutan akan segera dievakuasi ke Jakarta untuk mendapat penanganan lebih lanjut," ujar dr Raymond, Senin (2/3).
Pada Kamis (26/2) sekitar pukul 23.30 WIT, Tri Desviadi Wiratma, salah seorang perwakilan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), secara tiba-tiba mendatangi dan memukul Ahmad Suhawi Nawik yang sedang memimpin sidang Kongres XIV KNPI yang berlangsung di Jayapura, Papua.
Akibatnya, Ahmad Suhawi mengalami luka memar di bagian dahi serta luka pada bibir bagian atas. "Saya tidak lihat, tahu-tahu ada yang pukul dari belakang," kata Ahmad saat mengadukan tindak pidana kekerasan itu ke Markas Polda Papua.
Ahmad mengaku tidak tahu apa penyebabnya sehingga salah satu peserta OKP yang menghadiri kongres itu memukulnya. "Bagi saya itu penganiayaan dan saya berharap aparat penegak hukum memproses pelakunya, karena ini bukan kasus delik aduan, tetapi terjadi di depan umum, saat saya di meja sidang," katanya.
SOURCE, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/03/02/nkkypj-pemukul-presidium-kongres-knpi-alami-gangguan-jiwa